Menyadari Peran Sebagai Ibu

Ibu, merupakan figur yang tak asing bagi kita. Siapa yang tak kenal ibu? Bagaimana peran ibu? Setiap kita pasti dikandung, dilahirkan, dan mungkin (?) disusui oleh “seseorang” yang bernama ibu. Tapi pada kenyataannya mengapa masih banyak yang lalai menjalani tugas seorang ibu yang begitu mulia itu?

Atau banyak orang lupa akan pengorbanan seorang ibu, yang tanpa letih, tanpa pamrih.

Kembali kebelakang, bahwa banyak ibu yang lalai akan tugasnya, sebagai contoh, banyak sekali para ibu yang tidak mau menyusui anaknya setelah lahir, karena banyak yang ditakutkan, akhirnya diberi susu formula, padahal ASI Ibu sangat baik untuk penentu intelegensi-nya, apalagi seorang ibu yang menyusui memberikan ASI-nya selama 4-6 bulan pertama, tanpa memberi makanan atau minuman tambahan lainnya, seperti air putih, susu formula, madu, sereal dan lain sebagainya. Ini yang dinamakan ASI Eksklusif, yang manfa’atnya bagi bayi, diantaranya; meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak, dan merupakan nutrisi terbaik kualitasnya. Dan yang paling penting dari pemberian ASI Eksklusif selama 4-6 bulan, akan memperbanyak jumlah sel-sel otak dengan cepat, sedangkan 6 bulan berikutnya jumlah sel-sel tidak akan bertambah, tetapi membesar.

Karena begitu pentingnya ASI bagi anak, Nabi Muhammad pun ketika masih bayi diberikan penyusuannya kepada Siti Halimatussa’diyah, yang subur air susunya. Begitupun dalam Al-quran ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 233; ”Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi mereka yang ingin menyempurnakan penyusuan,…”.

Dan dalam Al-quran surat Al-Hajj ayat 2; ”(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat keadaan manusia dalam keadaan mabuk , padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras”. Jelas sekali, kewajiban menyusui itu sangat dianjurkan oleh Allah SWT.

Dan dalam mendidik anak pun, Ibu merupakan guru yang pertama bagi seorang anak, baik-jeleknya akhlak seorang Ibu akan menentukan pula pada akhlaknya seorang anak. Siti Asiah, walaupun bersuamikan Fir’aun, tetapi Dia berhasil dalam mendidik Nabi Musa menjadi anak shalih, sebaliknya walaupun istri seseorang yang shalih belum tentu berhasil, contoh istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, walau dia istri seorang nabi, tapi tidak shalih, akhirnya melahirkan anak yang durhaka. Maka pantaslah Allah pun menempatkan syurga dibawah telapak kaki ibu.

Tapi kenyataannya sekarang, banyak sekali para ibu hanya mengandalkan pendidikan anaknya dengan guru disekolah, untuk dirumah ada babby sister, mereka menganggap cukup dengan guru-guru lesnya, tanpa ada bimbingan yang lain dari orangtua, yang akhirnya sang anak kurang mendapatkan belaian kasih seorang ayah dan ibu, dan mereka lebih dekat dengan orang-orang yang menurut mereka sangat perhatian.

Padahal yang mereka harapkan bukan sekedar pemenuhan kebutuhan materi saja, tapi kebutuhan bathin pun sangat mereka harapkan. Sebagian beralasan, bukan tidak mau mengurus anak sendiri, tapi karena sibuk, cape, dll. Seharusnya ada kesamaan dan keseimbangan dalam pendidikan anak antara disekolah dan dirumah, jadi anak pun akan menerima gaya pengajaran orangtua dirumah, karena banyak kasus anak tidak mau belajar dirumah, katanya,” mama dan papa bodoh, tidak seperti bu guru disekolah”, padahal orangtua TK bisa meniru gaya/teknik seorang guru dalam mengajar anaknya, atau bertanya ke guru yang bersangkutan, karena mangajar usia pra sekolah berbeda dengan anak yang sudah SD, SLTP,SLTA, apa lagi seperti anak kuliahan.

Sewaktu saya masih kuliah, kebetulan se-angkot dengan orangtua murid yang baru pulang menjemput anaknya dari TKA, mereka bicara sesama ibu-ibu, katanya,”kan udah disekolah ngaji-nya, masa dirumah harus ngaji lagi, ngapain disekolahin kesini?” , Astagfirullah,… ternyata bagi mereka pendidikan disekolah sudah dianggap cukup, tanpa perlu bimbingan lagi.

Dan ada satu kasus lagi, sewaktu pertama kali saya mengajar di RA Nur-Hidayah Sukabumi, ada anak tidak suka membaca do’a, sewaktu mau pulang dia nyerobot pulang duluan, tetapi saya tahan dia, didekap erat sehingga walaupun dia terus meronta-ronta tidak bisa lepas, sampai akhirnya yang lain selesai baca do’a dia tetap nggak mau baca do’a, maka sengaja yang dipulangkan duluan yang baca do’anya bagus dan selesai, sampai tinggal sendiri dikelas dia tetap tidak mau baca, malah tangis-nya meledak lebih keras, dan dia memaki saya dengan menyebut nama saya,”si yayu,…si yayu,..” dan kebiasaan dia kalau nangis suka muntah, akhirnya dia pun muntah, tapi dia tidak mau langsung ke kakaknya yang menjemput, saya rengkuh lagi dia dan diberi minum, saya peluk, dicium, dan saya bisikin bahwa ibu sayang, dia pun diam, dan untuk hari-hari selanjutnya, kalau lagi privat iqro’ dia tak mau ke guru yang lain, dia lebih senang dengan saya dan tidak susah, seperti kebiasaan dia suka menangis kalau lagi ngaji, dan dia pun terbiasa membaca do’a dengan baik apa lagi kalau mau pulang. Jadi, saya beranggapan bahwa anak yang diberikan perhatian kearah yang positif, maka hasilnya pun akan positif.

Seorang wanita punya peranan menjadi seorang ibu, jangan sia-siakan pekerjaan mulia ini yang telah Allah karuniakan kepada kita, bahkan pendidikan kepada anak ini sudah terlambat jika tidak dimulai sejak dari dalam kandungan, apapun karir seorang wanita tetap saja bagi dia harus mempunyai waktu untuk pendidikan anak-anaknya dalam keluarga. Tetap harus menyempatkan waktu untuk anak-anak kita yang merupakan titipan Allah SWT. Betapa baiknya figur seorang ibu didepan anak-anaknya, jika seorang ibu serba trampil, luas ilmu pengetahuannya, sukses karirnya diluar rumah, dan sukses menjadi seorang ibu yang baik bagi anaknya, luar biasa.

Dan saya pun hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada mama, dengan penuh kerelaan dan mengharap ridha Allah SWT. telah merawat dan mendidik,… tanpa kasihmu,… tanpa sayangmu,… tanpa kesabaran dan do’amu,… kasih Allah tak kan sampai pada anakmu ini. Mudah-mudahan kelak kalau waktunya sudah sampai, saya mendapatkan sesuatu yang berharga merupakan titipan dari Allah SWT. dapat menjaga amanah-Mu. Amin. (Yudewi Maslahat, Penulis Penggandeng Blog ini)

Penulis: mansurasyarie

MANSUR ASY'ARIE (yang lagi belajar menata kehidupan). DATA UMUM. Nama, Mansur Asy'arie (chun, mans, emegb). Alamat : Surade Kaler Rt. 06/02 Kel. Surade Kec. Surade Kab. Sukabumi 43179. Lahir di Sukabumi, 13 Mei. Pekerjaan: Wiraswasta (membina usaha sendiri Reganapoin: editorial, publishing, culture dan adventure). HP.: 08562269129, 089613722618, 085217143334. Email: mansur.asyarie@gmail.com, poin_surade@yahoo.com. YM: poin_surade, mansur_asyarie@rocketmail.com. Website: www.reganapoin.wordpress.com, www.reganapoin.co.cc. Isteri: 1 (satu) orang. Anak: 2 (dua) orang, Kaindra dan Regan. PENDIDIKAN, dimulai dari SDN 1 Pasiripis lulus tahun 1985. Lalu ke MTSN Pasiripis lulus tahun 1988. Melanjutkan ke PGAN Cibadak-Sukabumi lulus tahun 1991. Selanjutnya ke IAIN SGD Bandung, Fak. Sastra, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, lulus tahun 1996. Lantas melanjutkan ke Pascasarjana UIN SGD Bandung, Konsentrasi Masyarakat Muslim (tidak tamat). Kini sedang mengikuti program Pascasarjana Minat Manajemen Administrasi Publik Universitas Terbuka Pendidikan nonformal yang pernah diikuti meliputi: Pelatihan jurnalistik 5 kali, Pelatihan kaligrafi, Pelatihan fotografi, Pelatihan kepembinaan (pramuka) mahir lanjutan, Pelatihan kepemimpinan (hingga advance) dan Pelatihan lain yang tidak dapat dituliskan di sini. PEKERJAAN. pernah menjadi reporter pada beberapa media: tabloid (majalah) News Otentik, Jurnal Sukabumi, Inspirasi; menjadi kontributor untuk Majalah Bekal Pembina (Jakarta), Majalah Pramuka (Jakarta), Tabloid (Majalah) Suara Cangkurileung (Bandung), dll. Pernah juga mengelola penerbitan (buletin) Biru (Bandung), AJS (Al-Jalil Surade), penerbitan buku Tarbiyah Press, Q-Center dan Tunas Nusantara (Bandung). Kini masih mengelola lembaga Regana Poin (Surade-Sukabumi). Mengelola yayasan sosial-pendidikan-keagamaan Al-Manshur Makmur Mandiri Abadi (AMMA) Surade-Sukabumi dan Penerbit AMMA. LAIN-LAIN. Terlibat aktif dalam berberapa lembaga keagamaan BAZ, MUI, ICMI, dll. Lebih lanjut dapat menghubungi via email.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.